SULSEL, — Sejak 2 hari berturut-turut masyarakat harus menikmati kemacetan dan blokade jalan akibat maraknya aksi penolakan harga BBM oleh pemerintah, hal ini terjadi disejumlah wilayah di Indonesia. Tak terkecuali di Sulawesi Selatan, dimana masyarakat harus berjibaku mencari jalan agar terhindar dari kemacetan dan bau asap ban yang dibakar.
“Jauhki mutar pak, karena banyak jalan yang ditutup. Dari pagi sudah mulai pak, jalan Sultan Alauddin, Jalan Pettarani, semua tertutup. Mauki pergi kerja, pulangki kerja terhambat semua pak, “kata Irfan, salah seorang warga yang kebetulan melintas.
Tidak sebagian masyarakat meluapkan emosi mereka ketika harus dipaksa berputar oleh sebagian massa aksi. Seperti yang terjadi didepan Kampus UIN Alauddin, seorang ibu yang mengendarai motor Honda PCX terlibat adu mulut dengan massa aksi akibat ingin menerobos barikade massa, dikarenakan ibu ini ingin segera balik ke rumah karena ada anak sedang menunggunya.
“Mauka lewat pak, anakku dirumah, “kata Ibu berjilbab Biru tersebut kepada Massa Aksi.
Sejumlah penolakan juga dipasang oleh masyarakat disejumlah titik. Seperti contoh dikecamatan Bontoala, dengan spanduk terpampang bertuliskan “Menolak Aksi Unjuk Rasa Dimalam Hari Yang Mengganggu”, belum lagi spanduk bertuliskan “Kami Warga Kota Makassar Menolak Demo Dimalam Hari ‘Sessajaki”.
“Kami warga disini merasa resah kalo sampe malam demo pak, belum lagi klo bentrok. Baku lemparmi, kasian masyarakat lain klo seumpama kena lemparan, na orang mau cepat-cepat pulang kerumahnya kasian, “ucap Riswan salah seorang warga.
Selain itu juga mereka meminta agar massa aksi dapat menyalurkan aspirasi mereka secara damai dan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat banyak, dan tidak memblokade jalan agar masyarakat dapat tetap menjalankan aktivitas mereka.
“Kami dukung aksinya, akan tetapi seharusnya mereka dapat menyalurkan aspirasi mereka secara damai dan mengedepankan kepentingan masyarakat banyak, tidak memblokade jalan supaya masyarakat bisa tetap beraktivitas, “tutup Riswan.