PANGKEP, — Dalam beberapa hari terakhir muncul kabar penculikan anak dimedia sosial yang meresahkan warga Pangkep dan Sulsel pada umumnya, namun pihak kepolisian trelah memastikan bahwa hal itu adalah hoaks (berita tidak benar/palsu).
Dalam postingannya disocial media disebutkan Mawar (nama samaran) merupakan siswi Madrasah Tsanawiyah DDI Asyirhatal Mustakim asal kampung Malelleng, Kelurahan Sibatua, Kabupaten Pangkep, yang mengaku diculik Tiga orang menggunakan mobil minibus. Dan membawanya pergi, korban mengaku berhasil melarikan diri sejauh Tiga Kilometer setelah berhasil kabur dari atas mobil penculik.
Terkait kasus tersebut Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo dalam Konfrensi Pers yang digelar di Mapolda Sulsel , Senin (09/03/2020), menyampaikan keprihatinannya tentang maraknya kasus merekayasa penculikan.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus seperti ini, hanya karena anak merasa bersalah hingga berbuat dan merekayasa penculikan, ” kata Kombes. Pol. Ibrahim Tompo S. Ik.
Selain itu dirinya juga menghimbau bahwa pihak orangtua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, apabila terjadi hal seperti ini akan berdampak pidana dan merusak masa depan mereka.
“Jadi saya himbau agar para orang tua agar melihat dan amati anaknya bila ada permasalahan timbul, karena kalau sudah terjadi seperti ini bisa berimplikasi pidana dan merusak masa depan anak, “lanjutnya.
Dalam press release yang digelar Mapolda Sulsel siang ini Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji S. Ik, yang mendampingi Kabid Humas juga menegaskan bahwa informasi tersebut hoaks dan tidak benar, kejadian postingan adalalah rekayasa.
AKBP Ibrahim Aji membantah keras dugaan penculikan ini. Polres Pangkep sudah memeriksa korban dan melakukan olah TKP dan penyelidikan, namun ternyata semua itu adalah hoaks.
“Saya meminta kepada masyarakat agar tidak lagi menyebar lagi dimedsos, “tegas AKBP Ibrahim Aji S. Ik.
Lebih lanjut Kapolres Pangkep menjelaskan kejadian sebernanya., bahwa Pelaku Mawar mengaku diculik lantaran kesal dan sakit hati karena dirinya disuruh pergi dari rumah oleh kakaknya, sebagai buntut dari keinginannya membeli sepatu baru yang tidak dikabulkan oleh ibunya.
“Jadi Mawar (nama samaran) ini lantaran sakit hati pergi menenangkan diri dibawah kolong rumah tantenya, dan terinspirasi cerita disinetron, lalu mengikat dirinya sendiri, minum obat penenang, dan saat ditemukan kerabatnya, dirinya mengaku diculik, padahal tidak seperti itu, “tutup AKBP Ibrahim Aji S. Ik.