MAROS, — Cinta segi empat berujung penikaman yang melibatkan 3 lelaki berinisial AG, IS dan PN serta seorang wanita berinisal TT, dimana RB menjadi korban penikaman dibeberapa bagian tubuhnya, 29 November 2022, sekitar 01.30 Wita.
Kronologi kejadian dimana AG mengundang RB ke kediamannya di Bumi Tamalanrea Permai (BTP) dan keduanya berencana menuju ke rumah TT disekitaran Bontomatene Mandai, Maros.
Sekira pukul 15.00 Wita, setibanya dilorong SMP 16, motor RB mengalami masalah, bannya bocor. Tiba-tiba RB mendapat telepon dari seorang wanita berinisial SN yang sedang berada di RS. Bhayangkara Makassar. Dan RB sempat memberikan sejumlah uang sekira Rp. 600.000,–(Enam Ratus Ribu Rupiah) ke SN dan AG tidak mengetahui untuk apa uang tersebut diberikan.
“Awalnya itu AG (Pelaku) mengundang RB (Korban) ke rumahnya di BTP dan rencannaya mau ke rumah si perempuan TT, sekira jam 15.00 Wita, dalam perjalanan ban motor RB bocor tepat didepan SMP 16 Mandai, RB dapat telepon dari SN yang sedang berada di RS. Bhayangkara, sampai disana RB menyerahkan uang sebesar Rp. 600.000,–(Enam Ratus Ribu Rupiah), dan AG tak mengetahui untuk apa uang tersebut diserahkan, “ungkap Iptu. Slamet, Kasatreskrim Polres Maros Via Whatssappnya 02 Desember 2022 sekira pukul. 10.00 Wita.
Selanjutnya, sekira pukul. 19.00 Wita AG dan RB kembali menuju ke rumah TT di Bontomatene dan tiba sekira pukul. 20.00 Wita. Setelah makan malam sekira jam 23.00 Wita, FM, LM meminta AG untuk menemui IS yang sedang menunggu di SPBU Batangase depan Polsek Mandai. AG berboncengan dengan korbannya RB, sedangkan FM dan LM jug berboncengan.
“Jam 19.00 Wita, AG dan RB menuju ke rumahnya IS di Bontomatene dan tiba jam 20.00 Wita. Setelah makan malam sekira pukul. 23.00 Wita, FM dan LM meminta AG untuk mengajak RB menemui IS (Pelaku Lainnya) di SPBU Batangase depan Polsek Mandai. Mereka pun berangkat berboncengan, AG dengan RB sedangkan FM dengan LM, “lanjut Iptu. Slamet.
Sesampainya di SPBU Batangase, AG dan RB berpindah ke Mobil IS yang dikemudikan oleh PN. Selanjutnya IS dan PN mengajak AG serta RB menuju ke arah Salenrang, setelah tiba IS memberikan kode ke AG untuk menyelesaikan RB sambil mengeluarkan perintah dalam dialeg Makassar “Anumi (Kerjakan saja)…Apapi Poeng (nunggu apalagi) teamako mallak punna tanggung jawabna ji (gak usah takut soal tangung jawab), anumi (kerjakan), “.
“Setibanya di SPBU Batangase, AG dan RB berpindah ke mobil avanza yang didalamnya sudah ada pelaku lain yakni IS dan PN. Mereka kemudian mengarah ke Salenrang, dan setelah tiba IS kemudian memberikan kode ke AG untuk melakukan eksekusi kepada RB dalam dialeg Makassar, “lanjutnya lagi.
Karena posisi AG masih ragu, maka sampai diwarkop maka IS berpura-pura mengecek mobilnya yang ada kelainan. Selanjutnya IS turun mendesak AG untuk mengeksekusi RB. Kemudian IS memutar arah mobilnya menuju ke Mandai sembari mendesak AG terus menerus. Sampai di Pasar Batangase, IS menghentikan mobilnya lalu turun dan berpura-pura membeli rokok dan meminta AG juga ikut turun.
“AG masih kondisi ragu maka sampai diwarkop IS pura-pura mengechek mobilnya dan meminta AG untuk segera mengeksekusi RB. Karena tidak berhasil IS lanjut memutar arah mobil menuju ke Mandai. Sampai di Batangase, IS kembali turun dari mobil dan berpura pura membeli rokok dan meminta AG juga ikut turun dan terus mendesaknya untuk segera mengeksekusi RB, “tambah Slamet.
RB yang berada didalam mobil telah mengetahui gelagat mencurigakan dari kedua pelaku, olehnya itu dia kemudian melontarkan kata-kata yang ditujukan ke AG dan IS berdialeg Makassar “Anumi Mae (kerja saja cepat)” dan menyulut emosi AG. Sekira pukul. 02.00 dini hari kembali naik ke mobil. Setibanya kembali di SMP 16 (sekitaran rumah TT) AG mencabut keris lalu menikam RB pada bagian leher, dada dan perut. Melihat kejadian tersebut IS memaksa AG dan RB turun dari mobil dan melarikan diri bersama PN kembali ke Makassar.
“RB sudah tau rencananya AG dan IS, langsung mengeluarkan kata-kata “anumi mae” itu sempat menyulut emosi AG, sekira pukul. 02.00 dini hari. Mereka kembali ke mobil, setibanya di SMP 16 sekitaran rumah TT, pelaku AG mencabut keris dan menikam RB pada bagian leher, dada dan perut. Melihat kejadian itu IS memaksa RB dan AG keluar dari mobil, lalu melarikan diri ke Makassar bersama PN, “tambahnya lagi.
AG ikut melarikan diri sembari meminta tumpangan kepada pengguna jalan dan menuju ke BTP akN tetapi dirinya tidak langsung menuju kerumahnya. AG menceritakan hal tersebut kepada keluarganya bahwa telah menikam RB, dan pihak keluarga menyarankan untuk menyerahkan diri ke kantor Polisi terdekat. Sementara RB diduga melarikan diri kerumah TT dalam kondisi terluka parah dikarenakan tanggal 30 November 2022 sekira pukul. 07.00 Wita, TT dan Anak RB telah membawa RB menuju ke RS.
“AG melarikan diri dan meminta tumpangan ke pengguna jalan tapi tidak langsung pulang kerumahnya di BTP. Sesampainya dirumah, AG bercerita kepada keluarganya bahwa telah melakukan penikaman terhadap RB, keluarga pun memberi saran untuk menyerahkan diri ke kantor Polisi terdekat. Sementara RB diduga menuju kerumah TT karena menurut pengakuan anak RB dan TT, RB telah berada dirumah sakit, “jelas Slamet.
Untuk sementara motif dan kasus ini masih dalam tahap pengembangan dan penyidikan. Dan para pelaku lainnya yaknj IS dan PN masuk dalam daftar pencarian orang.
“Kami masih pengembangan, kasus dan motif masih ditelusuri. Untuk pelaku dan penanganannya sementara berproses di Polsek Mandai, “tutup Slamet.