Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di 
SULSEL, — Nasib seorang Calon Siswa (Casis) Polisi Wanita (Polwan) Polda Sulsel asal Kabupaten Pangkep bernama Wildaanun Nuurul Azizah, yang harus menanggung beban di Drop Out (Drop Out) saat mengikuti ujian seleksi, 11 Mei 2025
“Langsung ditarik nomor Casisnya sama Kompol Fitri, dan dinyatakan Diskualifikasi. Karena dianggap mendapatkan kunci jawaban dari diduga jaringan Calo Seleksi Bintara yakni anggota Shabara Polda berpangkat Bripda bernama Agung Gunawan, “ungkap Fatma, ibu dari Wildaanun saat dikonfirmasi oleh Journalist Independent. Com.
Selain itu, Orang Tua dari Wildaanun yang juga Anggota Polda Sulsel mengatakan bahwa ditekan oleh oknum Paminal Polda Berpangkat Bripda bernama Akbar untuk menandatangani Surat Pernyataan.
”Anakku nda mau tanda tangan, tapi itu anggota Paminal Polda Bripka Akbar, tekan anakku klo nda tanda tangan nda bisa nanti urus SKCK dan pasti nda di ikutkan PMK dalam artian di Black List anakku, jadi itu anakku langsung tanda tangan baru dia bilang ayokmi pulang, “tambahnya.
Wilda pun saat dimintai keterangannya mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak meminta ataupun tidak mendapat jawaban dari Bripda Agung. Akan tetapi Bripda Agung memaksa Wilda untuk membuka Laptopnya dan memperlihatkan hasil ujiannya yang telah diselesaikan untuk memastikan.
”Wilda itu sudah selesai mi, tapi Bripda Agung bilang klo mau dia liat jawabannya, dipaksa untuk membuka Laptop. Karena itu Bripda Agung adalah pengawas, Wilda turuti mi kasian, “lanjutnya, (sambil terisak).
Kabag. Dalpers RO. SDM Polda Sulsel. AKBP. Zulhanda S. Ik, mengatakan bahwa semua itu adalah tangkapan Propam Polda, dirinya sama sekali tak punya kewenangan. Bukti CCTV memperlihatkan ada kontak antara Wilda dan Bripda Agung.
”Kemarin itu tangkapan Polda, dan bukti CCTV memperlihatkan ada kontak antara Bripda Agung dengan Casis tersebut, “jawab AKBP. Zulhanda S. Ik.
12 orang Calon Siswa yang diindikasikan melakukan penyetoran sejumlah uang dikarenakan untuk mendapatkan kunci jawaban dari jaringan Bripda Agung juga telah di diskualifikasi.
”12 orang Casis juga telah di diskualifikasi, “lanjut Zulhanda.
Orang tua Wilda mengaku sangat di dzolimi akibat hal kejadian tersebut, Wilda bahkan sempat hendak meminum racun serangga akibat depresi berat, di mana anak berusia sekitaran 20 tahun dipaksa untuk mengakui perbuatan yang sama sekali tidak dilakukannya.
”Kami selaku orang tua merasa sangat di dzolimi akibat kejadian tersebut, anak kami depresi berat dan hampir mengakhiri hidupnya dengan racun serangga, dikarenakan anak usia 20 tahun dipaksa mengakui hal yang sama sekali tidak dilakukannya, “terang Fatma.
Mereka juga mengakui bahwa mengetahui adanya jalur-jalur khusus untuk menjadi Polisi, akan tetapi Wilda dengan penuh keyakinan dan tekad kuat tidak mau menempuh jalur haram seperti itu.
”Kami juga tau ada jalur-jalur seperti itu pak, Wilda ini sudah 3 kali daftar dan memang keyakinan dan tekadnya kuat, dan dia sama sekali tidak mau lewat jalur begitu, “tegas Fatma.
Menurutnya, Propam Polda Sulsel, SDM Polda Sulsel melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait kasus tersebut dan tidak mengambil keputusan sepihak dengan mendiskualifikasi Calon Siswa di mana notabene dapat merusak mental seorang anak.
”Seharushya Pak, lakukan penyelidikan dan penyidikan karena ke 12 Calon Siswa yang terindikasi masuk jaringannya Bripda Agung ada komunikasi sebelum ujian, sementara anak kami tidak mengenal ataupun sampai ada komunikasi dengan Bripda Agung, “tutup Fatma.
