MORUT, SULTENG, — Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yaitu PT Karya Afkar Perkasa, dan beroperasi diwlayah hukum Polres Morowali Utara, Sulawesi Tengah, diduga mencatut nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menjajah hasil alam yakni Nikel di Petasia Barat, 29 Oktober 2023.
“Klo disini pak, rata-rata belum ada ijinnya. Cuman ijin ekplorasi saja, tapi saya tidak mau lama-lama mengeksplor wilayah. Saya langsung bekerja, disini ada semua backingannya, termasuk pak Sigit (Kapolri.red), “ungkap Sidik, salah satu karyawan PT. Karya Afkar Perkasa.
Nampak aktivitas kendaraan dengan kapasitas besar, berlalu lalang ditengah-tengah pemukiman warga. Sementara wilayah tambang berada disekitar gunung yang telah digundul habis guna mendapatkan nikel.
“Biar hujan pak, saya kasih jalan juga armada. Mau pagi sampe sore, bahkan sampe tengah malam, “tambah Sidik.
Berada sekitar kurang lebih 30 KM dari jalan poros Trans Sulawesi, gunung terlihat gundul dan gersang akibat aktivitas pertambangan yang diduga liar. Menurut Sidik, pekerjaan mereka tidak pernah terhalang dikarenakan mereka rutin untuk memberikan upeti kepada orang-orang berkompeten didaerah tersebut.
“Habis disini gunung pak, karena bukan cuman saya (PT. Karya Afkar Perkasa) yang menambang, tapi banyak perusahaan. Tidak ada halangan pak, karena kami juga tiap bulan bagi-bagikan setoran, karena mereka juga datang minta ji pembeli rokok, “lanjut Sidik.
Salah seorang warga yang sempat ditemui menjelaskan bahwa setiap harinya mobil berat lalu lalang ditengah pemukiman mereka, tapi mereka enggan untuk melakukan boikot ataupun teguran dikarenakan mereka takut untuk mendapatkan masalah.
“Sering pak lewat disini karena jalan utama masuk ke tambang itu harus lewat jalan ini, mau menegur tapi nanti kami juga dapat masalah, “ucap salah seorang warga.
Olehnya itu Kapolda Sulteng. Irjen. Pol. Agus Nugroho, dan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulteng. KBP. Ilham SaparonaS. Ik, diminta untuk segera turun dan menindak tegas para pelaku tambang illegal yang dinilai telah menjajah alam untuk kepentingan golongan.