MANGGARAI, — Telan Rp. 178 Juta lebih, proyek rabat beton Desa Salama Reok Manggarai. Proyek diduga Kerja asal jadi, papan tender pekerjaan dengan menghabiskan Anggaran Dana Desa (ADD) senilai Rp.178.378.000, pada Desa Salama, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, provinsi NTT.
“Terlihat kondisi rabat beton yang sudah selesai dikerjakan itu sangat memprihatinkan, artinya prestasi fisik, volume pekerjaan dan kualitas pekerjaan sangat tidak sesuai.
Nampak terlihat pada bentuk rabat beton sangat memperhatinkan sekali. Hal tersebut, terlihat pada bentuk fisik rabat beton sangat tidak dapat bertahan lama diakibatkan kualitas fisik rabat beton tersebut tidak mampu menahan beban kendaraan yang melintas di ruas jalan rabat beton tersebut, “kata Saharruddin.
Rabat beton yang baru seminggu di selesaikan terlihat mulai pecah pada bagian pinggir dan tidak berkualitas. Masyarakat yang melihatnya menilai bahwa proyek tersebut dikerjakan asal-asalan, hanya mengejar target Pembangunan cepat selesai.
Proyek rabat beton yang menelan anggaran Dana Desa Rp. 178.378.000, Dengan volume 124.8 meter persegi untuk anggaran tahap ke-2 dengan durasi waktu pekerjaan selama 90 hari kalender kerja.
“Pekerjaan jalan ini baru selesai Minggu ini, seperti inilah kondisinya pak, pihak tim yang dipercayakan oleh Desa, untuk proyek pekerjaan ini, mengerjakannya asal jadi saja tanpa menjamin kualitas,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya dilokasi.
Salah seorang warga disekitar ruas jalan rabat beton tersebut mengakui sangat kecewa dengan mutu pengerjaan proyek peningkatan jalan di wilayah tersebut. Menurutnya, pengerjaan proyek tersebut tidak memiliki mutu sama sekali sehingga dinilai dikerjakan asal jadi saja. Dan bahkan baru 1 Minggu selesai di kerjakan, kini prestasi fisik proyek rabat beton telah rusak.
“Pekerjaan tidak bermutu seperti rabat beton yang dikerjakan beberapa awal lapisan. Yang kami amati saat pengerjaan rabat beton ini, pekerjaan dilakukan tidak menggali fondasi dasarnya, hanya di letakkan di atas permukaan tanah saja ,beginilah hasilnya,” jelas seorang warga yang sama, sambil mempragakan seolah-olah kesal kepada tim pekerja Desa.
Meski demikian, warga sekitar ruas rabat beton berharap agar pemerintah Desa Salama segera memanggil pihak kontraktor dan segera mengecek kondisi di lapangan.
Salah satu aktivis putra daerah, Saharuddin melakukan konfirmasi via telepon terkait persoalan ini terhadapat Kepala Desa Salama, Asnan, namun Kades Salama enggan memberikan komentar terkait persoalan tersebut. Besar dugaan, telah terjadi tindakan pidana korupsi atas pengerjaan proyek rabat beton di desa salama.
“Kuat dugaan kami, maka dari itu, kami kemudian yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa & Pemuda Anti Korupsi (AMPAK) menyatakan sikap:
1. Copot kepala desa selama yang telah membiarkan kontraktor proyek rabat beton kerja asal jadi.
2. Mendesak kepala Kejari Manggarai agar secepatnya memanggil Kades Salama Kec. Reo Kab. Manggarai untuk diperiksa sesuai amanat Undang-undang.
3. Usut tuntas kasus proyek rabat beton Dusun Diwu lewe, Desa Salama.
4. Tangkap & adili pelaku korupsi proyek rabat beton di Desa Salama, “tutup Saharuddin.