Anak Jalanan Dan Pak Ogah Merajai Jalanan Kota, Pemkot Makassar ‘Mati Suri’

MAKASSAR, — Maraknya anak jalanan dan juga Pak Ogah (sebutan untuk jasa penyebrang kendaraan) menjadi polemik dikalangan masyarakat kota Makassar, dibanding sisi positif masyarakat lebih dominan untuk menilai dari sisi negatif.

Hasil penelusuran dilapangan oleh media Journalist Independent. Com, hampir disetiap perempatan dan lampu merah yang ada dikota ini berjejer anak jalanan, pengemis, pedagang asongan dan juga pak ogah. Dengan berbagai macam teknik untuk mengais rejeki, ada yang bernyanyi bermodalkan tepukan tangan, gitar, ada yang mengaji sambil menggendong anak bayi sampai membersihkan kaca mobil secara instan.

“Uangta om, seribu mo untuk makan, “kata salah seorang pengemis.

Sementara itu salah seorang pengendara roda Empat, bernama Wahid sempat mengeluhkan aksi kurang terpuji dari salah satu pak ogah disekitaran jalan Hertasning tepat didepan apotik Kimia Farma, dimana Wahid sempat mengalami insiden mobil yang dikendarainya dipukul sangat keras dikarenakan tidak memberi upah jasa kepada pak ogah.

“Darika Malino, mau mutar masuk pengayoman, pas dipotongan jalan mutarka, selesai mutar saya klaksonji saja, na pukul mobilku. Keras sekali, sempatka mau turun tapi dilarangka sama istriku, “kata Wahid.

Sebagian warga juga mengeluhkan kemacetan yang ditimbulkan oleh ulah pak ogah dibeberapa ruas jalan, seperti diruas jalan Sungai Saddang memotong masuk jalan Monginsidi, Jalan Hertasning depan SPBU mutar masuk Jl. Tamalate, dan sekitaran Jl. Urip Sumoharjo.

Kiranya hal ini dapat menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Makassar agak tidak dinilai ‘Mati Suri’.